Kamis, 24 Juli 2014

Berani berkata saat wawancara UKT

Jika kalian memasuki perguruan tinggi di Universitas Negeri, mungkin di kalian sudah memakai sistem pembayaran UKT. UKT adalah Uang Kuliah Tunggal yang terdiri dari 5 kelompok dari yang terkecil kelompok 1 sampai terbesar kelompok 5. Tujuan dari UKT ini adalah berusaha mensejahterakan dan memampukan bagi yang kurang mampu agar dapet diberikan kelompok 1, 2, 3, atau 4 dengan biaya kuliah yang lebih murah, dan bagi yang mampu diberikan kelompok 5.

Di kampus saya Universitas Sriwijaya (Unsri) telah diterapkan sistem UKT bagi mahasiswa baru angkatan 2013 dan seterusnya, sekarang biaya UKT kelompok 1 di tiap jurusan sama yaitu Rp.500.000. Dan kelompok 5 yang termahal yaitu jurusan Pendidikan Dokter seharga Rp.20.000.000. Disusul jurusan-jurusan di Fakultas Teknik dengan kelompok 5 seharga Rp.7.600.000. 
Dan yang menjadi permasalahan UKT di Universitas Sriwijaya yang utama adalah sulitnya menurunkan atau meminta kelompok UKT yang kecil. 

Menurut saya ada beberapa faktor, yaitu: 
-Karena Universitas Sriwijaya masih baru menerapkan sistem UKT sehingga masih memuaskan, 
-Pembengkakan dana pemerintah Sumatera Selatan yang mengadakan berbagai macam demokrasi, kegiatan, dan lomba yang super megah seperti Pemilihan Umum 2014, dan (POM) Pekan Olahraga Mahasiswa Asian Games dengan Universitas Sriwijaya sebagai tuan rumah yang akan diadakan sekitar bulan November & Desember 2014 ini. Mengapa masalah UKT malah nyambung ke sini? Karena Pemilu dan POM ini membutuhkan dana yang sangat besar sehingga pemerintahpun dapat mengambil kebijakan menggunakan sebagian dana yang seharusnya digunakan untuk Universitas ini. Dan tidak mengherankan jika UKT kelompok kecil akan semakin sulit untuk diberikan bagi yang membutuhkan.
-Karena mahasiswa atau walinya yang kurang pandai dan tidak berani mengahadapi interview pada saat wawancara di verifikasi UKT sesudah diterima SNMPTN dan SBMPTN.

Poin ketiga ini sebenarnya sangat menentukan, akan saya bagi tips caranya pada saat wawancara meminta penurunan UKT.
Silakan kalian baca pengakuan dari salah satu maba Unsri yang berani dan apa adanya ini:

"Mau berbagi cerita nih,
kemaren saya verifikasi dapet urutan 158, pas disuruh istirahat sholat magrib itu baru urutan 80an, jdi pas istirahat semuanya pada keluar termasuk saya, saya mau pulang kerumah saya jauh, jdi saya makan dikantin, stlah mkan saya balik ketenda, pas lgi duduk, ada kakak" yg nanya fkip bukan? saya bilang iya, nah saya lngsung dsuruh masuk kebetulan magrib blm masuk jdi masih nyempeti verikatornya buat nambah satu wawancara lgi, saya dapet verikator seorang bapak" yg lumayan serem sih dia nanya" bikin saya tegang, saya ditanya" tntang keluarga, dan akhirnya nanya mau ukt berapa, yah saya bilang "kalo bisa gak bayar pak" bpak itu senyum, dan bilang "kmu itu undangan bukan bidikmisi" stlah bpak itu cerita dan berbagi ilmu seputar unsri, saya disuruh panggil wali saya, saya keluar dan ngajak masuk kk ipar saya,pas lgi menuju meja bpak tsb, saya ngmong sm kk saya bilangin aja sanggupnya 500ribu, jadi ukt saya 500ribu,  intinya harus berani nawar,ajak becanda n jng kebawa tegang,


Nah, dari sini ada prinsip yang ingin saya sampaikan saat meminta penurunan UKT, yaitu berani berbicara dan menjelaskan kondisi kalian apa adanya dan jujur terus terang.


Saya juga ingin berbagi cerita di Unsri yang awalnya dialami oleh mahasiswa angkatan 2013 hingga akhirnya melibatkan seluruh angkatan karena perjuangan BEM Universitas Sriwijaya yang dengan gigihnya tidak menyerang mengajukan kurang lebih 500 mahasiswa yang melaporkan tidak sanggup bayar UKT karena tidak diturunkan. Perjuangan BEMU sungguh gigih karena membutuhkan waktu yang lama mereka selalu menghadap pihak rektorat untuk meminta kebijakan penurunan UKT lagi dan lagi. Lalu dari sekitar 500 mahasiswa ini pun akhirnya berkurang hingga kurang lebih hanya tersisa 100 mahasiswa karena yang lain terpaksa membayar UKT karena takut di Drop Out karena tidak membayar, pada saat itu telah lewat batas pembayaran semesteran. 

Lalu di bagian serunya cerita ini, ketika BEMU akhirnya mengajak seluruh mahasiswa Unsri yang merasa peduli untuk mempertahankan seruan UKT ini untuk melakukan aksi di kampus sendiri di Unsri Indralaya (Unsri ada 2 bagian, yaitu Unsri Bukit Palembang dan Unsri Indralaya kampus utama yg berjarak 32KM dari kota Palembang). 

Betapa hebat aksi ini sampai-sampai pihak rektorat pun takut pada mahasiswa dan terdesak, Oh iya, jangan perhatiin judul video ini ya karena telah ditambah bumbu.
Karena aksi ini akhirnya rektor berjanji akan menanggapi keluhan mahasiswa yang tersisa kurang lebih 100 orang itu dan akhirnya seluruh UKT mereka diturunkan, ya walaupun ada yang tidak diturunkan drastis.
Jika saja yang sektiar 500 mahasiswa tadi tetap berani dan percaya kepada BEMU maka UKT mereka pun juga pasti akan terselamatkan.

Inilah hasil pemantauan saya, saya harap dimanapun kampus kalian yang memakai sistem UKT kalian dapat kelompok UKT yang sesuai dengan kondisi kalian. :)